BEST Learning Center

Ayah Pendidik Maskulinitas


Salam Rezeki berlimpah

Materi ini adalah Catatan Majelis Arrijal yogyakarta  series ke 6 pada tanggal 22 November 2018 di rumah Ayah Imron.




AYAH MENDIDIK MASKULINITAS

Ayah hadir dalam membersamai tumbuh kembang anak juga sebagai sosok yang mendidik maskulinitas, tidak hanya ke anak lelakinya namun juga ke anak perempuannya, karena normalnya untuk keseimbangan laki-laki 75% maskulin dan 25% Feminim, begitu juga sebaliknya perempuan 75% Feminim dan 25% maskulin.

Latar belakang kenapa ayah harus mengajarkan maskulinitas :

1. Hidup itu keras

Kehidupan itu semakin keras, hanya saja sekarang ini terjadi anomali di bidang pendidikan. Hidup tambah keras tapi pendidikan semakin lembek, sedikit-sedikit orang tua lapor ke KPAI hanya karena gurunya memarahi anak didiknya, sekolah-sekolah semakin dikasih banyak fasilitas (maunya sih ) untuk mempermudah, namun pada kenyataanya persoalan hidup tidak bisa dikurangi dengan menambah fasilitas, yang terjadi justru dengan adanya fasilitas tuntutan hidupnya jadi lebih tinggi (problema hidup lebih cepat daripada tekhnologi).

Jadi jangan berpikir dengan kita memberikan fasilitas ke anak akan mempermudah kehidupannya, namun didiklah anak untuk menjadi seorang petarung, maka seperti halnya Rosulullah memerintahkan kita untuk mendidik anak-anak kita kemampuan dasar seperti mengajarkan memanah, berenang dan berkuda.

2. Bullying semakin marak

Sebetulnya Alloh itu sudah menyiapkan  supaya anak itu tahan bully atau fight dalam menghadapi kehidupa, dengan mensekenario dalam keluarga kakak adik sering terjadi “bullying" atau bahkan di lingkungan rumah dan sekolah, anak-anak umur di bawah 10 tahun berantem rebutan mainan, makanan dan hal-hal lain, hanya saja orang tua sering memberi intervensi terlalu jauh karena “baper”, pas orang tuanya masih diem-dieman, eh anak-anak sudah enjoy main bersama lagi.
Dalam Islam mengajarkan kapan waktunya orang tua intervensi ketika anak-anak ribut dan berantem yaitu :
- Jika sudah membahayakan jiwa
- Jika sudah membahayakan harta benda
- Jika sudah membahayakan kehormatan

3. Perubahan cepat masa depan butuh visi dan dinamika tinggi

Kita saat ini tidak bisa mendeteksi jangka panjang apa yang akan terjadi di masa depan, bahkan ada salah satu bank ternama hanya berani mentargetkan perubahan ke depan maksimal 2 tahun, karena unpredictible, seperti halnya sekarang beberapa tugas teller bank sudah bisa  tergantikan dengan mesin setor tunai.

Bahkan dalam kumpulan forum rektor sedunia  menyatakan 80% kompetensi yang dibutuhkan 16 tahun yang akan datang saat ini belum ada ilmunya, artinya bekali anak-anak kita bukan hanya dengan kompetensi saja namun bekali anak-anak kita dengan visi, misi, orientasi, bukan diajarkan “BERANI BERUBAH” namun ajarkan anak-anak kita “BERANI MENGUBAH”.

4. Ajari  survival dan self-defense
 
Biarkan anak-anak bermain belajar bertualang tanpa banyak larangan dari kita, ajak anak-anak kita camping, hiking,  naik gunung, berinteraksi dengan alam, melakukan jungle survival tanpa ada larangan dari kita orang tuanya, supaya anak-anak tumbuh menjadi orang yang siap fight di masa depan. Ajarkan self defense, ilmu beladiri dan jangan dilarang ketika melakukan kegiatan yang melibatkan fisik, karena buruknya self defense anak-anak akibat dari orang tua melarang kegiatan anak di luar, membuat anak-anak kita lari ke gadget. Ada orang tua milenial yang walaupun sering degdegan melepas anak-anaknya berpetualang namun beliau punya prinsip 3 hal yang harus di lakukan supaya anak-anaknya menjadi tangguh:
Ajarkan survive, self defense dan juga ajarkan do’a.

Untuk sekarang ini mungkin jungle survival lebih "mudah" dilakukan daripada City survival.

Pada intinya Ayah mengajarkan anak (lelaki) maskulinitas  itu bukan supaya anaknya terlihat macho secara fisik, namun ayah mengajarkan maskulinitas itu untuk membuat anak (lelaki)  bisa mempunyai VISI,  MISI, ORIENTASI, LEADERSHIP dan Nilai-nilai sosial, komunikasi dan kerjasama, punya nyali untuk bertanggung jawab, totalitas dalam berjuang pantang menyerah serta amanah. 

semoga bermanfaat dan dapat di ambil hikmahnya

Narasumber kajian : Ustadz Aad

Semoga Bermanfaat
M Shofi Alkhoiroda'i

#majelisayaharrijal
#ayahpendidik
#yogyakarta
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Populer

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Arsip Blog